Perhatian

Bagi Pengunjung Website Ini Di Harapkan Jangan Menyalahkan Website Ini Bila Berdampak Negatif Maupun Positif Website Ini Tetapi Salahkan Diri Sendiri Bila Anda Rusak Di Kehidupan Nantinya Di Masa Akan Datang Bagi Belum Cukup Umur

Home

     

Tulisan

  Silahkan Beri Komentar Jika Ada Bermasalah Di Blog Ini Yang Insyah Allah Akan Diperbaiki

Kamis, 08 Januari 2015

Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem pencernaan

Pencernaan pada dasarnya adalah proses kimiawi dan mekanis untuk memecahkan molekul-molekul tidak larut menjadi molekul-molekul kecil yang mudah larut. Dengan kata lain, pencernaan adalah proses melarutkan makanan padat menjadi larutan/cairan. Zat kimia yang terlibat dalam proses ini disebut enzim. Zat tepung dan karbohidrat dicerna menjadi glukosa, protein dicerna menjadi asam amino dan lemak dicerna menjadi gliserol dan asam lemak.

Pemecahan kimiawi berlangsung dalam beberapa tahap. Semua jenis pencernaan berlangsung di bagian-bagian kanal alimenter (saluran cerna) yang berbeda. Proses menelan dan mengunyah membuat makanan bercampur dengan ludah (saliva); sehingga menjadi lebih lunak dan meningkatkan area permukaan untuk kerja enzim. Ludah juga mengandung enzim amilase liur (ptialin); enzim ini menghaluskan zat tepung menjadi karbon-12 maltosa disakarida (C12H22O11). Proses menelan mulai menimbulkan efek pada tahap pertama pencernaan.

Setelah ditelan, makanan bergerak sebagai bolus dan dengan proses peristalsis bergerak menuju esofagus dan masuk ke perut. Kelenjar di perut menghasilkan cairan lambung yang mengandung enzim pepsin, protease.  Pepsin merupakan endopeptidase (endo berarti di dalam). Zat ini memecahkan protein kompleks menjadi ikatan polipeptida yang lebih pendek dengan menghidrolisis rangkaian peptida antara masing-masing peptida. Perut juga menyekresi asam HCL cair, membunuh bakteri dan mempersiapkan kondisi optimal untuk kerja pepsin. Perut juga mempersiapkan kondisi optimal untuk penyerapan zat besi, kalsium dan ion minteral lainnya.

Tergantung jenisnya, makanan yang disantap bisa tinggal di perut hingga maksimum empat jam. Makanan tadi secara terus menerus digerakkan oleh otot perut dan akhirnya berubah menjadi zat cair bernama kimus (bubur lambung). Setelah tahap pencernaan ini sfingter pilorus membuka dan kimus dibawa ke usus dua belas jari (duodenum) pada usus kecil.

Di waktu yang sama saat proses ini terjadi, getah pankreas dari pankreas dan empedu dari hati juga masuk ke usus dua belas jari. Zat-zat ini mengandung sejumlah enzim berbeda yang bereaksi terhadap semua jenis makanan. Beberapa protease tambahan memecahkan protein yang tersisa menjadi asam amino dan peptida yang lebih sederhana. Amilase pankreas memiliki fungsi yang sama dengan amilase liur, yaitu menghidrolisis karbohidrat menjadi maltosa.

Sekumpulan enzim yang dikenal sebagai lipase mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Getah pankreas mengandung ion sodium hidrogen karbonat yang menetralisir asam kimus dari perut. Proses ini penting karena enzim di usus kecil akan mendenaturasi dalam kondisi asam. Pada tahap ini, empedu dikirimkan dari kantung empedu lewat saluran empedu.

Empedu tidak mengandung enzim, namun garam yang terkandung di dalamnya mengemulsi butiran lemak (dengan mengurangi tekanan permukaannya), kemudian menambah area permukaan untuk kerja lipase. Empedu juga memiliki sifat alkali yang kuat dan memainkan peran utama dalam proses penetralan asam kimus. Proses mekanis dan kimia ini bersama-sama mengubah semua materi yang dicerna menjadi molekul larut yang bisa melewati saluran usus menuju aliran darah.

Hati diatur sehingga darah berhubungan langsung dengan setiap selnya. Setelah makan, hati mengeluarkan kelebihan glukosa dari darah dan mengubahnya menjadi glikogen. Proses ini ditentukan oleh adanya insulin dan dinamai glikogenesis. Saat level glukosa menurun, insulin dieksresi oleh ginjal. Sewaktu konsentrasi glukosa menurun (biasanya di rentang antara waktu makan) glikogen diubah kembali menjadi glukosa yang kemudian disalurkan kembali ke aliran darah.

Hormon glukagon disekresi oleh pankreas, yang kemudian, melepaskan enzim yang mengkatalisasi perubahannya dalam proses yang disebut glukoneogenesis. Hormon adrenalin juga terlibat pada proses ini. Mekanisme ini menjaga gula darah dalam limit kecil dan ini juga merupakan contoh lain dari homeostasis. Hormon-hormon tersebut dikeluarkan dari darah oleh tubulus ginjal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kurang Sempurna

Maaf Blog Ini Belum Sempurna Masih Dikerja Jadi Mohon Kesabarannya

Translate

Tukar Link