Perhatian

Bagi Pengunjung Website Ini Di Harapkan Jangan Menyalahkan Website Ini Bila Berdampak Negatif Maupun Positif Website Ini Tetapi Salahkan Diri Sendiri Bila Anda Rusak Di Kehidupan Nantinya Di Masa Akan Datang Bagi Belum Cukup Umur

Home

     

Tulisan

  Silahkan Beri Komentar Jika Ada Bermasalah Di Blog Ini Yang Insyah Allah Akan Diperbaiki

Senin, 26 Januari 2015

Hari-Hari Akan Terus Berputar


Diriwayatkan bahwa Ahmad ibn Hanbal menjenguk Baqi' ibn Mukhallad yang sedang terbaring sakit. Ahmad menyapa Baqi', "Wahai Abu Abdur Rahman, bergembiralah dengan ganjaran yang Allah janjikan. Yakni, Hari-hari sehat yang tidak akan ada sakit di dalamnya, dan hari-hari sakit yang tidak ada lagi kesehatan di dalamnya..."

Arti ungkapan itu: Di saat sehat tidak pernah terlintas dalam benak manusia tentang sakit. Hal ini menyebabkan keinginan manusia menjadi demikian kuat, cita-cita yang akan diraih makin banyak, ambisi yang hendak dicapai makin membesar, dan obsesinya kian tumbuh subur. Sebaliknya, sewaktu sakit keras tidak pernah pernah telintas dalam pikiranya tentang sehat. Hal ini membuat jiwa diliputi harapan yang tak berdaya, semangat yang terpenjara, dan putus asa yang menggejala.

Perkataan Imam Ahmad itu diambil dari firman Allah berikut ini,

(Dan, jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana itu dariku", sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga. Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal salih; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar) QS. Hud: 9-11
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, "Allah Yang Maha Tinggi memberitahukan tentang manusia dan sifat-sifat tercela yang ada dalam diri mereka, kecuali mereka yang dieberi rahmat, yakni hamba-hamba-Nya yang mukmin. Allah memberitahukan bahwa jika dia mendapatkan sesuatu kesulitan setelah adanya limpahan nikmat, maka dia akan segera menjadi putus asa dan patah semangat untuk mencapai kebaikan di masa depan. Pada saat yang sama ia mengingkari apa yang terjadi di masa lalu seakan-akan dia berlum pernah melihat kebaikan dan seakan-akan tidak pernah mengharapkan jalan keluar."

Demikian pula halnya, ketika mendapat limpahan nikmat setelah sebelumnya dililit bencana.

(Telah hilang bencana-bencana itu dariku) QS. Hud: 10
(Sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga) QS. Hud: 10
Ayat ini menjelaskan bahwa dia bangga dengan yang telah diraihnya, sombong dan selalu membanggakan diri kepada sesama. 
(Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal salih; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar) QS. Hud:11
Rewrite By : Aditya Von Herman 
Source : Buku La Tahzan Hal:166-167

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kurang Sempurna

Maaf Blog Ini Belum Sempurna Masih Dikerja Jadi Mohon Kesabarannya

Translate

Tukar Link